Cari Blog Ini

Kamis, 25 November 2010

Rakyat Merapi


Pertanyaan yang banyak orang ingin katakan adalah mengapa masyarakat merapi tidak ingin pindah ataupun diungsikan ke tempat yang lebih aman oleh petugas. Meskipun pemerintah telah mewajibkan masyarakat di sekitar gunung merapi harus meninggalkan tempat tinggal mereka demi keselamatan mereka dan keluarga mereka sendiri. Dan mereka tewas akibat awan panas seperti gambar di bawah ini :






Dari pertanyan tersebut dapat kita lihat bebrapa faktor yang menyebabkan mayarakat di sekitar gunung merapi tidak ingin pindah, faktor yang pertama yang kita lihat adalah masyarakat mempercayai bahwa merapi akan meletus apabila juru kunci gunung merapi atau “Mbah Maridjan” tersebut sudah turun untuk datang ke pengungsian. Karena hal itulah yang menyebabkan banyak sekali korban yang berjatuhan akibat awan panas atau yang biasa kita sebut dengan “Wedhus Gembel” tersebut. Yang menegejutkan adalah berita yang terjadi pada tanggal 26/10/2010 dan juga menewaskan warga lainnya yang berjumlah 16 orang. Dan berikut ini adalah foto alm. Mbah Maridjan :



Faktor kedua yang menyebabkan bayaknya korban yang meniggal karena warga di sekitar gunung merapi enggan untuk meniggalkan hewan peliharaan mereka seperti sapi, kambing, maupun unggas yang lainnya. Mereka tidak mau meninggalkan hewan peliharaan mereka karena takut jika mereka kembali setelah mengungsi hewan peliharaan mereka mati kelaparan. Dan akibatnya masyarakat tidak mempunyai harta benda lagi untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Inilah dampak dari awan panas tersebut:



Dua faktor inilah yang menyebabkan banyaknya korban tewas akibat letusan gunung merapi. Dan yang dilakukan pemerintah saat ini yang mempunyai inisiatif untuk membeli hewan ternak warga lereng gunung merapi bisa dikatakan terlambat. Karena hal ini dilakukan setelah jatuh korban tewas yang cukup banyak akibat letusan gunung merpi tersebut. Tetapi apa yang dilakukan oleh pemerintah saat ini harus kita dukung dan kita awasi sebaik-baiknya. Karena ada pepatah mengatakan “lebih baik terlambat, dari pada tidak sama sekali”.